Thursday, May 28, 2015

Tomorrow Land Ternyata Cukup Keren

review tomorrowland
Telat nonton film ini karena tadinya gak tertarik sama sekali untuk nonton, secara saya kurang suka film dengan background tentang negeri antah berantah atau masa depan yang terlalu futuristik.

Tapi entah kenapa dua hari ini mendadak dapat wangsit untuk nonton film ini, bahkan seolah ada yang nyuruh kalo saya harus, wajib, dan kudu nonton. Maka meskipun rada males hari ini nontonlah saya di bioskop Margo Platinum Depok, walaupun saya kurang suka nonton di sana karena kursinya kurang bagus susunan ketinggiannya menurut saya, soalnya kepala penonton yang duduk di depan kelihatan nongol dan bisa ngalangin layar apalagi kalo badannya tinggi, wah udah deh bete. Lagian pernah juga waktu nonton The Hobbits Desolation of Smaug, depan saya ibu-ibu dan anak kecil, dan si anak gak bisa diem berdiri ngalangin saya, sampe saya tegur juga tuh anak. Tapi hari ini terpaksa nonton di sana sehubungan di Depok cuma tinggal di situ yang masih main, Detos 21 udah gak tayang.

Okeh, back to the movie. Jadi begitu melihat intro film yang ternyata digawangi oleh Walt Disney Studios Motion Picture, saya agak khawatir bakalan nonton film anak-anak. Dan kekhawatiran itu terbukti di menit-menit awal, saya boring nontonnya, apalagi anak kecil yang ditonjolkan di awal cerita, meskipun itu adalah kilas balik tentang kisah masa kecil salah satu tokoh utamanya yaitu Frank Walker yang dibintangi oleh George Clooney. Saya bener-bener merasa nonton film buat anak kecil, dan rasanya pengen pulang aja. Tapi dengan sabar saya bertahan meski di kanan kiri diapit oleh dua pasangan yang nonton sambil pacaran.

Kurang lebih 15 menit berlalu, barulah cerita mulai menarik, diawali dengan adegan lucu Casey Newton yang dibintangi oleh Britt Robertson saat dia bisa melihat dunia lain melalui  badge yang dia dapatkan di antara barang-barangnya saat ditebus ayahnya agar dilepas dari tahanan polisi akibat berusaha merusak sebuah fasilitas penelitian yang dia percayai akan mengakibatkan kerusakan.

Cerita makin berkembang dan banyak adegan-adegan konyol setelah setelah tokoh Athena muncul untuk menyelamatkan Casey dari kejaran penjahat dan mempertemukannya dengan Frank Walker yang akhirnya bersama-sama menuju negeri masa depan di dimensi lain untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran, dan Casey memegang kuncinya untuk itu, karena dia adalah orang yang terpilih yang memiliki kemampuan istimewa yaitu tahu banyak hal dan cepat belajar.

Teori Fisika Kuantum menjadi bumbu dalam film ini sehingga menjadikan ceritanya terkesan ada logisnya dan bukan sekedar khayalan belaka. Hanya di sini ada satu teori yang mungkin akan jadi perdebatan bahkan hujatan kalau dipandang dari sudut agama, yaitu tentang kiamat yang bisa dicegah selama kita tidak menerima hal itu akan terjadi, karena menurut teori dalam film ini yang juga pernah dibahas oleh orang-orang yang menggemari fisika kuantum, konon katanya kiamat itu terjadi karena manusia sendirilah yang menginginkannya, karena manusia mempercayainya, dan karena manusia memberikan perhatiannya ke sana. Tetapi dalam film ini dikatakan selama kita tidak memberikan perhatian pada kehancuran, maka semua hal itu akan bisa dicegah dan sebaliknya jika kita berfokus pada masa depan yang cerah, maka kehancuran itu tak akan terjadi.

Mesin peramal masa depan yang meramalkan 100% kemungkinan-kemungkinan buruk akan terjadi tiba-tiba kemungkinannya menjadi 99% saat Casey datang mengemukakan pendapatnya tentang fokus pada masa depan yang lebih baik.

Tapi tak perlu membahas itu, karena ada filosofi lain yang saya tangkap, yaitu tentang pantang menyerah dan fokus pada kegagalan, tapi berikanlah perhatian pada keberhasilan. Dengan kata lain kehancuran diri bisa terjadi saat kita percaya bahwa kita akan hancur entah itu karena masalah hidup yang dirasa berat sehingga kita merasa tak sanggup menjalaninya dan akhirnya meyakini bahwa masa depan yang buruklah yang akan terjadi.

Ada quotes yang menarik yang menjadi dialog antara Casey dan ayahnya saat sang ayah pesimis tak akan bisa mendapatkan pekerjaan lain jika tempat kerjanya sekarang ditutup. Casey berbalik menceritakan hal yang sering ayahnya bilang padanya yaitu:

Ada dua serigala yang selalu bertarung, yang satu adalah kegelapan dan keputusasaan, yang satu lagi adalah terang dan harapan. Pertanyaannya adalah...siapa yang akan menang?

Sang ayah menjawab, “Yang kau beri makanlah yang akan menang”.

Dengan kata lain, jika kita punya dua sikap, satu adalah pesimisme dan satu lagi adalah optimisme, kira-kira mana yang akan terjadi pada diri kita?

Jawabannya yang akan terjadi adalah yang paling sering kita beri perhatian, alias yang paling sering kita fokuskan. Bagaimana bisa kita sukses jika fokus kita lebih banyak pada rasa pesimis, takut akan masa depan, dan akhirnya menyerah?

Last quotes yang menyemangati adalah kata-kata Frank Walker di akhir cerita yang berkata, “Mereka yang tidak pernah menyerah adalah masa depan.”

So, menurut saya film ini cukup layak ditonton, sisi cerita cukup oke walaupun gak bisa dibilang seru-seru amat, tapi yang oke banget adalah filosofinya.

Overall, saya gak ngerasa rugi ngeluarin 40 rebu buat nonton film ini wkwkwk.


No comments:

Post a Comment